Di suatu malam natal yang damai dan tenang hiduplah keluarga kecil yang sedang bersiap-siap untuk mengikuti misa malam natal di gereja. “Nana ayoo cepat…keburu misanya terlambat” seru mama Nana yang sudah bersiap untuk berangkat. “Ih!…sebentar mah, ini tu malam natal, jadi harus tampil yang beda, lagian nih maa, aku itu gapunya baju, masa setiap ke gereja bajuku itu- itu saja” jawab Nana sambil mengeluh, “Na… ini sudah hampir terlambat, ayo cepat, lagian baju kamu tu sudah banyak dan masih bagus-bagus” jawab mama dengan halus.
Singkat cerita, merekapun berangkat ke gereja dengan semangat, namun sesampainya di gereja bukannya Nana gembira, tetapi ia malah mengeluh lagi. “Ih mah ini kenapa gereja ramai sekali sih, biasanya juga ga seramai ini, jadi sumpek” celetuk Nana, “sssttt… sudah sekarang berdoa dulu, tidak usah banyak mengeluh, fokus menyambut kelahiran Tuhan Yesus” jawab mama dengan sabar. Merekapun mengikuti misa sampai selesai, mama mengikuti misa dengan senang hati, sedangkan Nana mengikuti misa dengan setengah hati. Selesai misa Nana bukannya mengucap syukur, tapi lagi-lagi ia mengeluh. “Mah…aku laper bangett nih, makan dong ma” kata Nana, yang berharap sebelum kembali kerumah ia akan makan diluar bersama mamanya. Mamapun menjawab “okee…ga masalah kita makan dulu”. Sesampainya di rumah makan mama bertanya kepada Nana, “Nana…mau makan apa? ini ada nasi goreng, bakso, ikan bakar, mie goreng juga adaa..”, “ih gamau ah mah, ga ada yang aku suka” jawab Nana. “Loh katanya laper, ya makanannya adanya ini, jangan pilih-pilih makanan” jawab mama. “Yaudah mah nasi goreng aja” jawab Nana dengan muka betenya. Akhirnya merekapun memesan makanan. Beberapa menit kemudian, makanan datang dan mama mengajak Nana untuk menyantapnya. “Na… ayo nasi gorengnya di makan dulu, keburu dingin ga enak loh” kata mama, “aku gajadi makan mah, ga mood makan” jawab Nana. “Loh terus ini nasi goreng siapa yang makan?” tanya mama, “ya gatau Nana ga laper” jawab Nana tanpa berfikir, nasi goreng itu harus di apakan. ” Ya sudah nasi gorengnya di bungkus saja ya” jawab mama dengan sabar.
Setelah selesai makan merekapun langsung bergegas untuk kembali ke rumah. Tapi sebelum pulang, mama ingin belanja dulu untuk kebutuhan rumah. Saat itu cuaca sedang gerimis, saat mana dan Nana turun dari mobil mereka melihat pengemis yang sedang menggigil kedinginan, mamapun menyuruh Nana untuk memberikan selimut kepada pengemis itu. “Naa… itu di mobil ada selimut, sana kamu kasih ke pengemis itu” kata mama, “hah? ngapain mama kasi selimut, kan kita ga kenal maa, sama pengemis itu” jawab Nana sambil bermain handphonenya. “Naa…coba kamu lihat, pengemis itu sedang kedinginan, cepat berikan” jawab mama, “duuhh…yau dah sebentar” jawab Nana sambil berjalan ke arah mobil dan mengambil selimutnya. “Ni mah selimutnya” kata Nana, “loh sana kamu yang kasih” jawab mama. Tanpa menjawab Nana langsung memberikan selimut kepada pengemis itu. Tetapi saat Nana memberikan selimut, pengemis itu tidak ada reaksi, dan Nana pun menyelimuti pengis itu sambil berkata, “pak..ini ya saya beri selimut”, pengemis itu pun tersenyum tipis. Tetapi saat Nana ingin menyusul mamanya, ia tergerak hatinya untuk memberi makanan yang tadi tidak jadi ia makan.
Nanapun menyusul mamanya dan bertanya, “mah..boleh ga aku kasi nasi goreng tadi untuk bapak itu?” tanya Nana kepada mamanya, “boleh dong…kalo di rumah juga belum tentu kamu makan” jawab mama. Nanapun langsung mengambil nasi gorengnya di mobil. Setelah ia ambil nasi gorengnya, ia langsung menghampiri bapak pengemis tadi. ” Pak…ini saya ada makanan, silahkan di makan saja” kata Nana, tetapi lagi-lagi tidak ada respon dari bapak itu, dan Nana langsung membukakan nasi goreng itu. “Pak… ini sudah saya bukakan, silahka. di makan yaa” kata Nana dengan sangat halus. Bapak pengemis itu langsung tersenyum dan meneteskan air matanya. Setelah Nana melihat bapak itu memakan nasi gorengnya, Nana pun lanjut menyusul mamanya.
Singkat cerita mama dan Nana langsung kembali ke mobil dan berjalan menuju rumah. Saat di mobil Nana bercerita kepada mamanya. “Mah…tau ga si, bapak pengemis tadi itu kasihan ya…dia lapar sekaligus kedinginan karna gerimis tadi” cerita Nana kepada mamanya. Mamanya pun langsung menjawab “iya Na…makanya kita tuh harus bersyukur, kita bisa makan, bisa ke gereja, bisa menggunakan pakaian yang hangat dan kita juga punya rumah untuk kita berlindung”, “iya mah aku baru sadar selama ini aku kurang bersyukur… aku masih mengeluh ini itu, aku juga Masih sering pilih-pilih makanan” jawab Nana. Mamapun langsung menjawab “Apalagi ini kan malam natal, jadi harus ada rasa syukur di malam natal ini kita masih bisa datang ke gereja dan makan makanan yang kita mau”. Setelah mendengar penjelasan mama, Nana pun langsung tersenyum sambil memandang gerimisnya malam dibalik kaca jendela mobilnya.
Senyuman Nana itu adalah wujud dari rasa syukurnya, sekarang ia menjadi lebih mengerti, bahwa bersyukur itu penting. Akhirnya di malam natal ini, mama dan Nana pun menjadi lebih bersyukur dan mengerti arti cinta kasih natal, sambil ditemani gerimis hujan, yang membuat suasana natal menjadi syahdu, tenang, dan damai. (Gabriel Krisma Metta Mudita 9A (13))