Pengaruh Posca CaPiSa terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans poir)
Nama tim peneliti
– Jennifer Yong
– Narayana Narendra Hutama
– Vinsensius Arviel Sahambangun
Nama sekolah: SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta
Latar belakang
Kangkung merupakan sayur yang banyak digemari masyarakat karena memiliki banyak manfaat dan kandungan nutrisinnya lengkap. Budidaya tanaman kangkung merupakan hal yang mudah dan menguntungkan. Tanaman kangkung memerlukan nutrisi yang cukup agar dapat tumbuh dengan baik. Kangkung organik mempunyai jual yang lebih tinggi dibanding kangkung bukan organik.Penggunaan pupuk yang ramah lingkungan merupakan salah satu pilihan terbaik dalam budidaya kangkung agar nilai jual kangkung lebih tinggi. Salah satu alternatif penggunaan pupuk organik untuk tanaman kangkung adalah Posca Capisa. Posca capisa merupakan pupuk kompos cair yang dibuat dari cangkang telur, kulit pisang, dan sabut kelapa dimana kandungan dari bahan-bahan tersebut sangat dibutuhkan oleh tanaman, dapat mengurangi limbah rumah tangga, serta memiliki kandungan mikro yang kompleks .
Rumusan masalah:
1. Bagaimana pengaruh posca capisa terhadap pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans poir)?
2. Berapakah konsentrasi posca capisa paling baik agar pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans poir) optimal?
3. Apa perbedaan pertumbuhan kangkung darat yang menggunakan pupuk NPK dan posca capisa?
Tujuan penelitian:
1. Mengetahui pengaruh posca capisa terhadap pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans poir)
2. Mengetahui konsentrasi paling baik dalam penggunaan posca capisa pada pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans poir)optimal
3. Mengetahui perbedaan pertumbuhan kangkung darat yang menggunakan pupuk posca capisa dan NPK
Manfaat penelitian:
• Mengurangi limbah rumah tangga
• Memberikan alternatif pupuk bagi petani
• Meningkatkan nilai jual kangkung darat
Metode penelitian :
Deskriptif dan eksperimental
Data dan analisis
Rancangan Acak Lengkap ( RAL) dan analisis anava satu jalur (one way anav
Hasil dan kesimpulan:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa posca capisa memberikan pengaruh yang signifikan pada pertumbuhan tanaman kangkung darat. Penngaruh paling signifikan adalah pada pemberian konsenntrasi posca capisa 75%. Urutan pengaruh konsentrasi posca capisa pada pertumbuhan tanaman kangkung dari yang paling signifikan adalah konsentrasi 75%, 25%, 50% dan 100%. Pertumbuhan tanaman dengan pupuk NPK lebih baik dibanding posca capisa yaitu pada pengukuran berat tanaman kangkung. Namun demikian posca capisa memiliki beberapa kelebihan yaitu ramah lingkungan, mudah dibuat, serta dapat mengurangi permasalahan limbah rumah tangga yang ada.
Saran penelitian
1. Peletakkan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) di tempat strategis agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup
2. Menggunnakan media tanam berupa tanah agar air yang diberikan saat penyiraman tidak lolos begitu saja
3. Intensitas penyiraman lebih ditingkatkan agar anaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) tidak kekurangan air
4. Ukuran polybag diperbesar agar perakaran tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) lebih kuat dan mempermudah perkembangan tanaman.
5. Penanaman tanaman kangkung lebih baik dilakukan di atas tanah atau di sawah daripada di polybag dengan lantai semen agar tidak memantulkan panas yang dapat mempengaruhi suhu media tanam yang digunakan
6. Waktu pengaplikasian posca Capisa lebih baik dilakukan setelah tanaman kangkung memiliki perakaran yang kuat
7. Memastikan kualitas dan umur benih yang digunakan agar tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans poir) dapat tumbuh dengan maksimal
Cangkang Telur
Cangkang telur mengandung kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan natrium. Nutrisi tersebut bermanfaat sebagai kompos, pencegah pembusukan tanaman hingga penangkal hama pada tumbuhan. Cangkang telur memiliki kandungan nutrien yang tinggi. Suhastyo & Raditya (2021) menyatakan bahwa sebanyak 97% kalsium terkandung dalam cangkang telur ayam. Tingginya kandungan kalsium ini diketahui sebagai senyawa kalsium karbonat yang sangat baik sebagai bahan baku pembuatan POC dan dapat menaikkan pH media tanah dan air.
Kulit Pisang
Kulit buah pisang mengandung 15% Kalium dan 12% Fosfor lebih banyak dari daging buah. Keberadaan Kalium dan Fosfor yang cukup tinggi dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk. Pupuk kulit buah pisang adalah sumber potensial pupuk kalium dengan kadar K20 46-57% basis kering (Murdiono, 2012). Kulit buah pisang, selain mengandung unsur makro C, N, P dan K yang masing–masing berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan buah, batang, limbah kulit buah pisang juga mengandung unsur mikro Ca, Mg, Na,Zn yang dapat berfungsi untuk pertumbuhan tana man agar dapat tumbuh secara optimal sehingga berdampak pada jumlah produksi yang maksimal. Kulit buah pisang tidak hanya mengandung unsur makro dan mikro, tetapi ada senyawa – senyawa organik seperti air, karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, besi, Vitamin B dan Vitamin C.
Sabut Kelapa
Sabut kelapa mengandung unsur kalium (K) yang dibutuhkan tanaman. Kandungan unsur hara dalamsabbut kelapa selain kalium adalah phospor (P), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium dan beberapa unsur mikro lainnya. Sabut kelapa merupakan bahan pupuk organik cair yang ramah lingkungan dan penggunaanya lebih baik daripada pupuk kimia. Pupuk organik tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak lingkungan. Selain itu pupuk organik sabut kelapa bisa didapatkan dengan biaya yang murah, karena bisa dibuat sendiri dengan memanfaatkan limbah yang ada di sekitar.
Foto :